BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
KEP atau Protein Energi Malnutrition
merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting bagi indonesia maupun
banyak Negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak dibawah umur 5
tahun (balita), ibu yaang sedang mangandung dan menyesusui. Pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi
maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Akibat kekeurangan tersebut timbul keadaan
KEP pada derajat yang sangat ringan sampai berat. Pada keadaan yang sangat
ringan tidak banyak ditemukan kelainan
dan hanya terdapat pertumbuhan yang kurang sedangkan kelainan biokimiawi maupun
gejala klinisnya tidak ditemukan. Pada keadaan yang berat ditemukan 2 tipe
ialah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus, masing-masing dengan gejala yang
khas, dengan kwashiorkor marasmus ditengah-tengahnya. Pada semua derajat maupun
tipe KEP ini tterdapat gangguan di samping gejala-gejala klinis maupun
biokimiawi yang khas bagi tipe penyakit-penyakitnya.
1.2
Masalah
Penelitian
Dengan bertitik tolak dari latar
belakang di atas, maka masalah penelitian yang akan penulis teliti adalah
“FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT KEP DI DESA SUKARATU BANYURESMI”.
1.3
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mendapatkan gambaran umum mengenai faktor-faktor penyebab timbulnya atau
terjadinya KEP di desa sukaratu banyuresmi.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit KEP
b.
Mengidentifikasi
gejala-gejala dari penyakit KEP
c.
Mengetahui cara-cara
pencegahan penyakit KEP
d.
Mengetahui
penatalaksanaan pada penyakit KEP
1.4
Manfaat
Penelitian
1.
Memberikan pengetahuan pada masyarakat
khususnya Ibu-ibu tentang faktor penyebab KEP.
2.
Menambah wawasan tentang gejala-gejala yang
timbul pada penyakit KEP.
3.
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan
bagi masyarakat mengenai penyakit KEP.
1.5
Ruang
Lingkup dan Keterbatasan
Didalam penelitian ini membahas tentang
faktor-faktor penyebab penyakit KEP di desa Sukaratu Banyuresmi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
KEP
(Kekurangan Energi Protein)
1. Kekurangan
energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi.
2. Etiologi
Penyebab
langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein, masukan makanan yang kurang
dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi,
malabsorpsi dan lain-lain. Penyebab tidak langsung dari KEP sangat banyak, sehingga
disebut juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorrial. Dapat juga karena
penyerapan protein dapat terganggu, seperti pada keadaan diare kronik,
kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan
atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit
hati kronik, faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor
fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.
3. Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan
energi protein menurun setandar pelayanan medik RSUP dr. Sardjito (2000) adalah
gejala klinik yang selalu ada, gejala klinik yang biasanya ada dan gejala
klinik yang kadang-kadang ada kwashiorkor.
a.
Gejala klinis yang
selalu ada
-
Edema (gejala cardinal,
tanpa edema tidak dapat ditegakan diagnosis kwashiorkor) karena
hipoalbuminemia.
-
Pertumbuhan terlambat.
-
Cengeng, apatis.
-
Berkurangnya jaringan
lemak subkutan.
b.
Gejala klinis yang
biasanya ada
-
Perubahan rambut
(tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kemerahan karena
gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut tidak ada.
-
Pigmentasi kulit
(pellagroid dermatosis).
-
Moon-face.
-
Anemia.
c.
Gejala klinis yang
kadang-kadang ada. Flaky-paint rash, hepatomegali (karena filtrasi lemak),
gejala defisiensi vitamin yang menyertai, gejala penyakit innfeksi yang
menyertai.
Ø Marasmus
a.
Gejala klinis yang selalu ada
-
Pertumbuahn yang sangat
lambat
-
Lemak subkutan yang
hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit akan keriput, wajah
seperti orangtua, perut tampak buncit.
-
Jaringan otot mengecil.
-
Tidak ada edema.
4. Tanda-tanda KEP
Tanda-tanda lain yang menyertai adalah
muka bulat, rambut tipis, kulit pecah, mengelupas dan terlihat kusam. Secara
langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya konsumsi energi protein, juga
mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.
Bila anak menderita gizi buruk tidak
segera ditangani, amat beresiko tinggi dan berakhirr dengan kematian, sehingga
akan menyebabkan meningkatnya angka kematian. Padahal angka kematian menjadi
salah satu indikator derajat kesehataan.
Anak yang pernah menderita gizi buruk sulit mengejar
pertumbuhan sesuai umurnya. Pada tingkat tertentu, kekurangan gizi akan
menyebabkan berat otak, jumlah sel ukuran besar sel, dan zat biokimia lain
lebih rendah dari pada anak normal. Makin muda usia anak yang menderita kurang
gizi maka makin berat akibat yang ditimbulkan. Keadaan akan menjadi lebih berat
jika kurang gizi dialami sejak dalam kandungan. kemunduran mental akibat gizi
buruk dapat bersifat permanen atau tidak dapat diperbaiki (irrepersible).
Namun, pada keadaan kurang gizi ringan
maupun sedang, kecenderungan mental dapat dipulihkan jika keadaan gizi dan
lingkungan bertambah baik. Diagnosis pada periksaan antropometri, dapat
dilakukan pengukuran-pengukuran fisik anak (berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas) dan dibandingkan dengan angka setandar (anak yang normal). Untuk
tingkat puskesmas penentuan KEP yang umum dilakukan adalah dengan hanya
menimbang BB balita dibandingkan dengan umur anak.
KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada
KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah. KEP sedang bila hasil
penimbangan berat badan pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60%
- 70% baku media WHO – NHCS. KEP bila hasil penimbangan BB/U <60%>.
BAB III
KERANGKA
KONSEP, HIPOTESIS,
DEFINISI
OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
|
3.2 Hipotesis
dan Sub Hipotesis
Jika kepadatan penduduk
dan kemiskinan meningkat maka penyakit KEP akan semakin meningkat.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
1.
Variabel
Masyarakat Sukaratu Banyuresmi
mengetahui faktor-faktor penyakit KEP.
2. Definisi Operasional
KEP (Kurang Energi Protein) adalah
keadaan kurang gizi yaang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain
Penelitian
Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif yang diharapkan mendapatkan suatu
gambaran tentang faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit KEP di Desa Sukaratu
Banyuresmi.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah pada anak balita di Desa Sukaratu Banyuresmi, yang
dijadikan sampel penelitian adalah 10 anak balita yang menderita penyakit KEP
adalah 3 orang.
4.3 Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan
data penelitian yang digunakan adalah dengan cara wawancara langsung kepada ibu
balita.
4.4 Analisa Data
Penelitian ini bersifat
deskriptif atau gambaran dimana data yang diperoleh untuk menggabarkan pada
suatu kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar