Place of Storytelling and Sharing

Sumber: http://www.amronbadriza.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2G3dZ8IF3

Senin, 14 Mei 2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT KEP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
KEP atau Protein Energi Malnutrition merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting bagi indonesia maupun banyak Negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak dibawah umur 5 tahun (balita), ibu yaang sedang mangandung dan menyesusui. Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.  Akibat kekeurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang sangat ringan sampai berat. Pada keadaan yang sangat ringan  tidak banyak ditemukan kelainan dan hanya terdapat pertumbuhan yang kurang sedangkan kelainan biokimiawi maupun gejala klinisnya tidak ditemukan. Pada keadaan yang berat ditemukan 2 tipe ialah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus, masing-masing dengan gejala yang khas, dengan kwashiorkor marasmus ditengah-tengahnya. Pada semua derajat maupun tipe KEP ini tterdapat gangguan di samping gejala-gejala klinis maupun biokimiawi yang khas bagi tipe penyakit-penyakitnya.

1.2         Masalah Penelitian
Dengan bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka masalah penelitian yang akan penulis teliti adalah “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT KEP DI DESA SUKARATU BANYURESMI”.



1.3         Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai faktor-faktor penyebab timbulnya atau terjadinya KEP di desa sukaratu banyuresmi.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit KEP
b.      Mengidentifikasi gejala-gejala dari penyakit KEP
c.       Mengetahui cara-cara pencegahan penyakit KEP
d.      Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit KEP

1.4         Manfaat Penelitian
1.     Memberikan pengetahuan pada masyarakat khususnya Ibu-ibu tentang faktor penyebab KEP.
2.     Menambah wawasan tentang gejala-gejala yang timbul pada penyakit KEP.
3.     Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan bagi masyarakat mengenai penyakit KEP.

1.5         Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Didalam penelitian ini membahas tentang faktor-faktor penyebab penyakit KEP di desa Sukaratu Banyuresmi.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         KEP (Kekurangan Energi Protein)
1.  Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
2.  Etiologi
Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein, masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorpsi dan lain-lain. Penyebab tidak langsung dari KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorrial. Dapat juga karena penyerapan protein dapat terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik, faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi,  faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.
3.  Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan energi protein menurun setandar pelayanan medik RSUP dr. Sardjito (2000) adalah gejala klinik yang selalu ada, gejala klinik yang biasanya ada dan gejala klinik yang kadang-kadang ada kwashiorkor.
a.       Gejala klinis yang selalu ada
-          Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakan diagnosis kwashiorkor) karena hipoalbuminemia.
-          Pertumbuhan terlambat.
-          Cengeng, apatis.
-          Berkurangnya jaringan lemak subkutan.
b.      Gejala klinis yang biasanya ada
-          Perubahan rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kemerahan karena gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut tidak ada.
-          Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis).
-          Moon-face.
-          Anemia.
c.       Gejala klinis yang kadang-kadang ada. Flaky-paint rash, hepatomegali (karena filtrasi lemak), gejala defisiensi vitamin yang menyertai, gejala penyakit innfeksi yang menyertai.

Ø  Marasmus
a.        Gejala klinis yang selalu ada
-          Pertumbuahn yang sangat lambat
-          Lemak subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit akan keriput, wajah seperti orangtua, perut tampak buncit.
-          Jaringan otot mengecil.
-          Tidak ada edema.

4.  Tanda-tanda KEP
          Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka bulat, rambut tipis, kulit pecah, mengelupas dan terlihat kusam. Secara langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya konsumsi energi protein, juga mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.
          Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat beresiko tinggi dan berakhirr dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya angka kematian. Padahal angka kematian menjadi salah satu indikator derajat kesehataan.
          Anak yang pernah  menderita gizi buruk sulit mengejar pertumbuhan sesuai umurnya. Pada tingkat tertentu, kekurangan gizi akan menyebabkan berat otak, jumlah sel ukuran besar sel, dan zat biokimia lain lebih rendah dari pada anak normal. Makin muda usia anak yang menderita kurang gizi maka makin berat akibat yang ditimbulkan. Keadaan akan menjadi lebih berat jika kurang gizi dialami sejak dalam kandungan. kemunduran mental akibat gizi buruk dapat bersifat permanen atau tidak dapat diperbaiki (irrepersible).
          Namun, pada keadaan kurang gizi ringan maupun sedang, kecenderungan mental dapat dipulihkan jika keadaan gizi dan lingkungan bertambah baik. Diagnosis pada periksaan antropometri, dapat dilakukan pengukuran-pengukuran fisik anak (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas) dan dibandingkan dengan angka setandar (anak yang normal). Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang umum dilakukan adalah dengan hanya menimbang BB balita dibandingkan dengan umur anak.
          KEP  ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60% - 70% baku media WHO – NHCS. KEP bila hasil penimbangan BB/U <60%>.

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,
DEFINISI OPERASIONAL

3.1     Kerangka Konsep
Peranan diet
 
          Penyakit KEP merupakan bentuk malnutrisi yang terdapat terutama pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan kebanyakan di Negara-negara yang sedang berkembang. Penyakit KEP merupakna penyakit lingkungan, angka kematian yang tertinggi terdapat pada balita dengan penyebabnya antara lain faktor diet, faktor sosial, kepafatan penduduk, infeksi, kemiskinan dan lain-lain.


 









3.2     Hipotesis dan Sub Hipotesis
          Jika kepadatan penduduk dan kemiskinan meningkat maka penyakit KEP akan semakin meningkat.



3.3     Variabel dan Definisi Operasional
          1. Variabel
Masyarakat Sukaratu Banyuresmi mengetahui faktor-faktor penyakit KEP.
          2. Definisi Operasional
KEP (Kurang Energi Protein) adalah keadaan kurang gizi yaang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1     Desain Penelitian
          Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang diharapkan mendapatkan suatu gambaran tentang faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit KEP di Desa Sukaratu Banyuresmi.

4.2     Populasi dan Sampel Penelitian
          Populasi dalam penelitian ini adalah pada anak balita di Desa Sukaratu Banyuresmi, yang dijadikan sampel penelitian adalah 10 anak balita yang menderita penyakit KEP adalah 3 orang.

4.3     Pengumpulan Data
          Tekhnik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah dengan cara wawancara langsung kepada ibu balita.

4.4     Analisa Data
          Penelitian ini bersifat deskriptif atau gambaran dimana data yang diperoleh untuk menggabarkan pada suatu kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar